Oy guys, 2020 kemarin memang memberikan efek yang terbilang mengagetkan. Berkat kedatangan tamu virus baru, semua menjadi berubah dari aktivitas harian, kerja, sekolah. Dan akhirnya kita di 2021 insyaallah selesai, kan?
Dibalik masalah vaksin yang belum sepenuhnya selesai, publik dunia dihadapkan dengan salah satu masalah baru yakni kelangkaan chip. Yapp chip disini adalah komponen utama dan terpenting dalam barang elektronik.
Naiknya Kebutuhan Elektronik
Tahun kemarin kita diarahkan untuk tetap berada dirumah, hasilnya kebutuhan akan entertainment atau hiburan naik serta kebutuhan WFH juga naik. Akibatnya permintaan akan produk elektronik baik konsol, PC, laptop, HP dan aksesorisnya meningkat tajam tentunya.
Dan ditambah karena mencari penghasilan tambahan karena kahanan atau situasi juga meningkat. Contoh populernya tambang Crypto dimana memerlukan GPU dan tengkulak belakangan ini menjadikan situasi bertambah parah.
Pencegahan Sebelumnya
Dan dilansir dari PhoneArena, salah satu perusahaan besar chip Qualcomm menyatakan menerima krisis dalam memenuhi kebutuhan pasar dimana hal tersebut berimbas pada produksi terutama ponsel.
Sebelum hal ini terjadi, sudah ada program seperti suntikan dana oleh Pemerintah US (Qualcomm perusahaan dari Amerika). Namun dalam melakukan ekspansi pabrik perlu biaya miliyaran dollar dan pabrik tidak dapat jadi semalaman seperti candi.
Efek Kedepan
Karenanya kendala ekspansi tadi, Cristiano Amon (CEO Qualcomm) masih dari PhoneArena, menebak kelangkaan semikonduktor ini masih akan terjadi sampai akhir tahun 2021 mendatang.
Dengan kelangkaan dari sisi bahan baku, tidak menjadi keanehan bila terjadi harga pasar yang lebih tinggi atau produksi yang terbatas.
Sebagai contoh Xiaomi juga mendapati harga produk akan sedikit naik dikarenakan komponen chip yang terbatas ini.
Dan disisi kita konsumen sekarang adalah waktu yang sulit untuk upgrade komponen baru atau mendapatkan barang canggih terbaru.